• Breaking News

    Friday 20 October 2017

    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SKI



     PENDAHULUAN
    Latar Belakang
    Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh  UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh siswadi madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
    Pendidikan Agama Islam di madrasah tsanawiyah terdiri atas empat mata pelajaran,  yaitu: Al-Qur’an-Hadis, Akidah-akhlak, Fikih, dan Tarikh (Sejarah) Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi, namun meski begitu masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
    Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki karakteristik yang lebih menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam, menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.  Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswauntuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,  membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
    Untuk mencapai tujuan luhur mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah ini diupayakan secara berjenjang dan telah dirumuskan dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut mutlak memerlukan metode-metode, strategi dan model pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk melakukan upaya maksimal dalam memahami, menguasai dan menerapkan metode, strategi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM), bahkan harus ada perubahan mindset dan paradigma apabila pembelajaran yang dilakukan selama ini bersifat teacher centered (berpusat pada guru) ke arah student centered (berpusat pada siswa). Karena proses belajar mengajar  yang bersifat teacher centered  hanya bermakna sebuah transfer of knowledge saja (Wiyani, 2013:20). Sudah saatnya guru mengembangkan pembelajaran yang demokratis, yaitu pembelajaran yang di dalamnya terdapat interaksi dua arah antara guru dan siswa dengan selalu memberi  kesempatan kepada siswa untuk aktif memberikan reaksi (Mulyoto, 2013:2).
    Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kurang maksimalnya hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Satu Atap Al Azhar Kandangan dalam belajar rata-rata diakibatkan oleh kurangnya keaktifan dalam belajar, sehingga suasana belajar menjadi monoton dan tidak menarik bagi siswa. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran SKI masih belum mencapai target yang ideal. Padahal guru dalam proses belajar mengajar sudah berusaha mengkombinasikan penggunaan beberapa metode seperti ceramah, tanya jawab, diskusi dan kadang-kadang menggunakan alat peraga multimedia (LCD Projector).
    Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan keaktifan belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep SKI.
    Keaktifan tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran  atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang aktif dan bersemangat untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung keaktifan siswa. Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
    Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Team Quiz untuk mengungkapkan apakah dengan model Team Quiz dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar SKI. Penulis memilih model pembelajaran ini untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungwaban individual. Model pembelajaran Team Quiz dinilai efektif karena dapat membantu siswa untuk mengingat kembali apa yang telah ia dapatkan selama proses belajar mengajar berlangsung dan membantu siswa untuk mudah menerima materi pembelajaran.
    Dari latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul : “Implementasi Teknik Pembelajaran Team Quiz untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Pada Siswa Kelas  VIII MTs Al Azhar Kandangan Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015”.

    (Bersambung)

    2 comments:

    Fashion

    Beauty

    Travel